Adabeberapa ayat dalam Al quran yang menerangkan tentang riba. MENU. Dan bila kalian bersedekah, maka itu baik bagi kalian, bila kalian mengetahui." (QS Al-Baqarah: 278-280).
Ayatalquran tentang larangan riba. Padahal allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dan janganlah kamu membunuh dirimu [287]; "usaha seseorang dengan tangannya dan jual beli yang mabrur". Tidak sah jual beli kecuali pada barang yang dimiliki. Salah satu bentuk penipuan yang dihukumi dosa besar yaitu mengurangi takaran atau
Karenaitu orang Islam harus memahami artinya, mengetahui rahasianya, dan mengamalkan isi Alquran itu untuk mendapatkan kebahagiaan hidup dunia akhirat. Tidak sama semua orang itu dapat memahami lafadz-lafadz dan ibarat-ibarat, di samping menjelaskan keterangan ayat-ayatnya itu. Cara dan kemampuan berpikir orang itu berlain-lainan mengenai
Ayatyang ketiga tentang toleransi adalah bahwa perbedaan pandangan adalah ciptaan Allah. Dan kita tidak ada hak untuk menyatukan satu pandangan saja. "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya." (QS.
Daribeberapa ayat Alquran tentang perbedaan di atas, kita bisa belajar bahwa perbedaan antar manusia sejatinya adalah takdir Allah. Hal itu dimaksudkan agar kita saling toleran dan saling mengenal satu sama lain untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan lebih baik.
PenjelasanAyat. Qur'an Surat Yunus merupakan surat yang ke 10 terdiri atas 109 ayat, termasuk surat-surat Makiyyah kecuali ayat 40,94,95 yang diturunkan di Madinah. Dinamai "surat Yunus" karena dalam surat ini ditampilkan kisah Nabi Yunus a.s. dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
SesungguhnyaAllah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (Q.S. Al-Hajj : 40) 17 Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.
5Ayat Alquran tentang Kewajiban Muslim Beriman pada Nabi dan Rasul. Selasa 04 Jan 2022 07:29 WIB. Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah. 0. 5 Ayat Alquran tentang Kewajiban Muslim Beriman pada Nabi dan Rasul. Foto: Surya Dinata/RepublikaTV. Allah mengutus para rasul dan nabi untuk membimbing manusia.
CLqu18. Foto Amina Wadud. Dok. Amina Wadud Jakarta, CNBC Indonesia - Ibadah salat Jumat bagi umat islam sudah tidak asing lagi bila dipimpin atau diimami oleh laki-laki. Hal itu sebab sejatinya salat Jumat memang diutamakan untuk apa jadinya bila ibadah salat Jumat diimami oleh seorang perempuan?Amina Wadud Muhsin menjadi perempuan pertama yang memimpin ibadah salat Jumat di Amerika Serikat dan di Inggris. Lahir pada 25 September 1952, Amina Wadud bukanlah Islam sejak lahir. Bapaknya adalah seorang pendeta ternama di Amerika Serikat. Dia sendiri memiliki nama akte Mary Teasley. Barulah saat usia 20 tahun dia memutuskan pindah agama ke Islam dan mengubah namanya menjadi yang dikenal saat Inside the Gender Jihad Women's Reform in Islam 2006, Wadud bercerita keputusan ini didasari oleh diskriminasi yang dialaminya sebagai perempuan Afrika-Amerika yang beragama keturunan Afrika, miskin dan tidak berdaya, itulah yang dialami Wadud selama 20 tahun hidup pertamanya. Saat berada di bawah rasisme seperti itulah, dia melihat Islam sebagai agama keadilan di tengah ketidakadilan yang dianggap dapat melindungi dan mendukung posisinya sebagai perempuan dari kelas berbeda. Setelah menjadi Islam itulah Wadud banyak belajar tentang bahasa Arab, Alquran, dan dia kuliah sampai ke Kairo, Mesir. Selama berkelana mencari ilmu, Wadud melihat ada yang salah terhadap penafsiran itu, menurutnya, terletak pada besarnya subjektifitas penafsir yang didominasi laki-laki. Ini membuat mereka memberi kedudukan eksklusif bagi kaumnya sesama Qur'an and Woman 1999, Wadud menganggap tafsir Alquran bersifat dinamis, sehingga harus terus menerus ditafsirkan. Baginya, ini bertujuan untuk mencapai "the lived state of Islam".Maka, dalam berbagai karyanya dia ingin menemukan atau mengangkat kembali jati diri perempuan Muslim yang telah "dirampas" oleh penafsiran yang bias. Satu-satunya cara adalah merumuskan ulang makna dan tafsir kesetaraan laki-laki dan mengutip Qur'an and Woman 1999, tafsir yang dilakukan Wadud berdasarkan metode hermeneutika tauhid. Maksudnya, dia berupaya menganalisis teks ayat-ayat Alquran dengan memusatkan pada susunan bahasa yang bermakna ganda. Dari sini dia mampu membongkar persepsi interpretasi tentang saat membaca satu per satu ayat Alquran, dia berupaya memahami konteksnya, melihat kedudukan ayat tersebut dengan ayat lain, melihat kesamaan bahasa dan struktur di seluruh bagian kitab semua dilakukan untuk mengambil 'jiwa' dari ayat-ayat Alquran demi tercapainya visi riset "Tafsir Ayat-Ayat Gender Ala Amina Wadud Perspektif Hermeneutika Gadamer" 2015, salah satu sorotan Wadud adalah tentang penciptaan Al-Quran berdasarkan An-Nisa ayat 1 yang membahas kalau Tuhan menciptakan laki-laki Adam dari sumber yang satu, kemudian baru diciptakan perempuan Hawa dari sumber bagian dari diri tafsir tradisional, ayat tersebut memberi pernyataan bahwa perempuan Hawa diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Artinya, kehadiran perempuan bergantung pada laki-laki atau laki-laki berperan penting bagi Wadud, pandangan ini jelas keliru dan harus dilakukan reinterpretasi. Berdasarkan metodenya, dia membedah satu per satu kata dalam ayat tersebut. Lalu mendudukkannya pada konteks dengan ayat lain. Dari sini dia menghasilkan satu tafsir baru. Bahwa tidak ada pernyataan Al-Quran bahwa laki-laki lebih penting dari perempuan. Kata Wadud, "Penciptaan laki-laki dan perempuan sebagai sebuah pasangan merupakan bagian rencana Allah. Dengan kata lain, antara kedua bagian dalam pasangan tersebut sama pentingnya." Keduanya tercipta dari sistem berpasang-pasangan. Namun, Wadud juga memaklumi apabila ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam ranah fungsi di atas hanya satu dari ratusan tafsir Wadud. Meski demikian, bukan berarti tafsirannya tidak ditentang banyak orang. Justru, hujatan terus menerus diterimanya yang melawan pandangan diskriminatif terhadap satu kontroversi paling besar yang melibatkan Wadud adalah saat dia menjadi perempuan pertama di dunia yang memimpin Salat Jumat di New York 2005 dan Oxford 2008.Wadud yang sudah menafsirkan Al-Quran, memandang tidak ada yang salah dari keputusannya, karena Al-Quran tidak melarangnya. Jelas, tindakan ini menuai kontroversi dari dunia."Bisa-bisanya salat Jumat yang makmumnya adalah laki-laki, dipimpin oleh seorang perempuan," begitu kira-kira isi mayoritas laporan BBC Indonesia 15 April 2022, Wadud kini menghabiskan sisa hidupnya dengan bermukim di Yogyakarta. Di sana dia aktif mengajar di UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Gadjah Mada. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya 7 Tanaman Ini Disebut di Alquran & Bisa Bawa Energi Positif luc/luc
– Terlahir sebagai makhluk sosial, manusia secara otomatis harus hidup berdampingan dengan sesama. Sesama dalam hal agama, suku, bangsa, bahasa, keyakinan, ideologi, dan lainnya. Akan tetapi, menjadi sebuah keniscayaannya adalah kita dan yang lain tidak mungkin sama dalam semua hal, sehingga sangat besar kemungkinan terjadi sebuah konflik tergantung dari bagaimana kita dapat memahami dan mengambil sikap atas segala jurang perbedaan yang ada. Dalam konteks bangsa kita yang majemuk, persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga untuk mewujudkan masyarakat yang rukun, damai, guyub, sebagaimana dicita-citakan oleh para pendiri yang kerap terjadi salah satunya ialah konflik yang pada dasarnya merupakan konflik kepentingan politik dan ekonomi, bukan konflik agama, namun agama kerap menjadi alat untuk membakar konflik tersebut. Sangat mustahil untuk menyatukan dua hal atau lebih yang berbeda dari segala aspek, namun tidak mustahil pula untuk menemukan titik temu di antara perbedaan-perbedaan Dr. Alwi Shihab menjelaskan, setidaknya ada 5 petunjuk Alquran, dari perspektif kita umat Muslim, untuk dapat berinteraksi dengan para Ahlul Kitab Muslim, Nasrani, Yahudi, dan Umat terdahulu sebagai titik temu agar kita dapat bersosialisasi positif dengan merekaMengedepankan dialog dengan cara yang baik. Al-Ankabut 46وَلَا تُجَادِلُوْٓا اَهْلَ الْكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۖKita dapat berdialog untuk membahas dan bekerja sama dengan mereka untuk hal-hal yang dapat dirasakan bersama manfaat dan maslahatnya, seperti tentang kerja sosial kemanusiaan, lingkungan hidup, teknologi, pendidikan, ekonomi, juga perdamaian poin-poin tersebut, besar kemungkinan kita dapat saling bahu-membahu menciptakan lingkungan masyarakat yang saling menyayangi, saling melindungi, saling membantu, dan saling bergerak maju ke depan bersama dalam kemajuan zaman. Sehingga masing-masing dari kita dapat bertukar pikiran untuk dapat memahami hajat yang dapat dipenuhi tidak sedikit yang menentang hal ini, namun yang perlu digaris bawahi, penafsiran dan pendapat ulama adalah sebuat pendapat, bukan agama itu sendiri, sehingga bukan bagian dari nash agama atau prinsip yang baik dan adil kepada mereka yang tidak memerangi dan mengusir kita dari negeri sendiri. Al-Mumtahanah 8لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَTerlebih dalam kawasan NKRI, semua warga apapun agamanya telah dijamin keamanan dan keselamatannya, juga sebagai pengejawantahan atas sila ketiga dari Pancasila. Maka WAJIB hukumnya bagi kita untuk berbuat baik dan adil kepada agamanya, setiap warga Negara telah merdeka, tidak ada yang dapat mengusir kelompok lainnya dengan mengatasnamakan agama, karena tidak hanya perundang-undangan Negara yang mengatur hal tersebut, melainkan juga Alquran yang telah berbicara demikian. Hal ini dapat kita pelajari dari kisah hidup keteladan para Nabi dan Rasul, serta interaksi mereka yang akrab terhadap kelompok agama mereka menuju titik persamaan. Ali Imran 64قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔاKita harus aktif untuk mengajak Ahlul Kitab yang lainnya menuju titik persamaan, bukan justru memprovokasi yang lain untuk menjauh, membenci, bahkan memerangi mereka. Bahagia tidak akan didapatkan jika kita bersikap demikian, maka tidak ada salahnya kita mengenal, berteman, bahkan melakukan pekerjaan-pekerjaan baik bersama, sehingga kitapun akan merasakan kebahagiaan bersama-sama. Tidak lain supaya terjalin hubungan yang produktif dalam hidup ajaran dan jalan masing-masing. Al-Maidah 48وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙMengenal, berteman baik, dan saling berbagi dengan Ahlul Kitab lainnya tidak serta merta menjadikan keyakinan kita menjadi sama dengan yang mereka yakini. Oleh karena itu, kita hendaknya senantiasa menghormati ajaran dan jalan masing-masing, terlebih kita dapat membantu mereka melaksanakan ibadah dengan baik dan aman, tentunya menjadi ladang kebahagiaan tersendiri bagi dalam ayat di atas, jika mau, Tuhan pasti akan menciptakan kita semua menjadi satu kelompok agama saja, namun Ia menginginkan kita menjadi bermacam-macam agar kita dapat saling mengenal, saling mengisi, saling memahami, dan juga saling membantu dalam kebaikan. Dan perlu ditekankan, hendaknya kita tidak membandingkan realitas sejarah dengan nilai-nilai luhur dalam jalan damai. Al-Anfal 61وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُPerdamaian dan keselamatan adalah tujuan bersama. Oleh sebab itu, semua pemeluk agama hendaknya terus berusaha untuk memberi dan menerima perdamaian yang diciptakan. Dengan terciptanya perdamaian, apapun agamanya, para pemeluknya dapat melaksanakan perintah agama dengan baik dan tanpa perdamaian tidak tercipta, semuanya akan hidup dalam kegelisahan, ketakutan, bahkan untuk ibadah pun akan sangat sulit dilakukan. Sekalipun ada pertikaian, kita dianjurkan untuk memberi maaf, walaupun ada jalan untuk balas dendam. []
"Al - Ikhtilaafu Ummati Rahmah" perbedaan di antara umatku adalah rahmat, begitulah bunyi sabda Rasulullah SAW yang tertuang dalam haditsnya. Hadits ini sangar masyhur di kalangan umat muslim, terutama di kalangan para penggerak dakwah, yang digunakan sebagai alat pemersatu. Qaidah ini akan memudahkan mad'u untuk menerima dakwah yang disampaikan da'i. Terlepas dari sahih dan dhaifnya hadits ini, bila ditinjau dari muatan dan kandungan isi hadits, kontennya memang sangat logis dan faktual. Hal ini dapat diperhatikan dalam penggunaan kata "ikhtilaaf" yang memiliki makna perbedaan namun cenderung lebih kepada berbeda dalam konteks pemahaman. Bukan memakai redaksi kata "nizaa" yang memiliki makna berselisih dan cenderung lebih kepada permusuhan. Dengan hal ini, semakin banyak ikhtilaaf dalam suatu hal, akan semakin luas wawasan dan cara pandang orang dalam memahaminya. Baca juga Perkuat ukhuwah islamiyah dengan jalin silaturahmi Makna perbedaan dalam Islam Dilihat dari sejarah historisnya, perbedaan yang terkontaminasi perbuatan saling mencela dan menyalahkan sudah terjadi sejak dulu dalam sejarah Islam. Ali bin Abi Thalib dan Muawiyyah bin Abu Sufyan, yang keduanya merupakan sahabat nabi saling mengadu otot karena mengkafirkan satu sama lain dalam perebutan kursi kekhalifahan saat itu. Terkini Rabu, 13 Januari 2021 2100 WIB